Hadirnya Kelompok Budidaya Ikan akan meningkatkan daya konsumsi ikan bagi asyarakat


Karangsari (6/3/2019) Tirta Sari adalah nama kelompok yang bergerak dibidang budidaya perikanan.
Budi daya ikan adalah salah satu bentuk budi daya perairan yang khusus membudidayakan ikan di tangki atau ruang tertutup, biasanya untuk menghasilkan bahan pangan, ikan hias, dan rekreasi (pemancingan). Ikan yang paling banyak dibudidayakan adalah ikan mas, salmon, lele, dan tilapia (sejenis ikan nila).[1]

Terdapat permintaan yang tinggi untuk ikan di seluruh dunia sehingga menyebabkan overfishing di sektor perikanan tangkap. Budi daya ikan menyediakan sumber alternatif penyediaan ikan. Namun, budi daya ikan karnivora seperti salmon tidak selalu mengurangi usaha perikanan tangkap karena nutrisi yang dibutuhkan ikan salmon spesifik dan seringkali sulit dibudidayakan, seperti ikan kecil yang mengandung minyak ikan yang menjadi mangsa utama ikan salmon di alam liar. Namun ilmuwan kini telah mengembangkan pakan alternatif berbasis tumbuhan untuk budi daya ikan karnivora.[2]

Kelompok Budidaya Ikan TIRTA SARI Mendapat bantuan dari program Dana Desa pada Tahun 2018 alhamdulilah sampai saat ini kelompok Tirta Sari masih dalam tahap pengembangan dan masih memerlukan bantuan bantuan lainnya, yang terutama dalam bentuk pelatihan dan pemasaran, kendala saat ini mungkin karena masih ada dalam tahap pengembangan sehingga sulit memasarkan, namung kami berusaha semaksimal mungkin untuk membuka pemasaran tersebut karena harapan kami kelompok yang kami kelola ini bisa meningkatkan tarap perekonomian anggota kelompok khususnya umumnya bagi masyarakat sekitar, dan untuk meningkatkan daya konsumsi masyarakat terhadap ikan.

dilansir dari detikfinance bahwa konsumsi masyarakat Indonesia terhadap ikan masih terbilang rendah. Rata-rata, tingkat konsumsi ikan di Indonesia baru mencapai 41 kilogram (kg) per kapita per tahun. 

Meski mengalami kenaikan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya di 37-38 kg per kapita per tahun, tingkat konsumsi ikan di Indonesia masih kalah jauh dibandingkan negara tetangga seperti Malaysia (70 kg per kapita per tahun) dan Singapura (80 kg per kapita per tahun), bahkan kalah telak dengan Jepang (mendekati 100 kg per kapita per tahun).
"Kita sekarang baru 41 kilogram per kapita per tahun. Relatif rendah dibandingkan negara maju, misalnya Singapura 80 kilogram per kapita per tahun, Malaysia 70 kilogram per kapita per tahun, Jepang itu hampir 100 kilogram per kapita per tahun," jelas Sekretaris Jenderal Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Rifky Effendi Hardjanto saat dihubungi detikFinance, Jakarta, Minggu (14/5/2017).
Berdasarkan catatan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) 2016 lalu, kelompok ikan Tuna Tongkol Cakalang menjadi yang paling banyak dikonsumsi dengan porsi 16.45%. Kemudian disusul dengan Kelompok Ikan dan Makanan Jadi (KIMJ) seperti bakso, sosis, nugget dan lainnya sebesar 9,02%. Berturut-turut disusul oleh kelompok ikan lele, patin, dan gabus 7,92%, Kembung 6,65%, Bandeng 5,43%, Mujair/Nila 5,26%, Udang dan Cumi 3,87%, Teri 3,36%, kelompok TCT asin 2%, dan ikan kembung asin 1,36%.
Mengutip data KKP, pertumbuhan konsumsi ikan tahun 2010-2014, provinsi dengan pertumbuhan
terbesar (pertumbuhan diatas 10%) antara lain Provinsi DI Yogyakarta 22,28%, Provinsi Nusa Tenggara Barat 14,78%, Provinsi Jawa Tengah 12,31%, Provinsi DKI Jakarta 11,46%, dan Provinsi Jawa Timur 10,12%.
"Jadi di daerah bahkan di Jawa Tengah di enggak sampai 20 kilogram per kapita per tahun. Pesisir Sulawesi dan daerah timur Indonesia lumayan tingi," ujar Rifky.

Untuk meningkatkan konsumsi ikan, KKP juga memiliki program onesia, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) telah membuat program Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (Gemarikan). Program ini rutin digelar di setiap daerah yang dikomandoi oleh Ibu Gubernur daerah setempat

"Jadi kalau Gemar Makan Ikan kita kampanyekan di daerah-daerah dengan dipimpin Ibu Gubernur," ujar Rifky. di 2019, KKP menargetkan konsumsi ikan di Indonesia bisa mencapai 55 kg per kapita per tahun. Saat ini, angka konsumsi ikan di ndonesia masih terbilang rendah dibandingkan negara tetangga, yaitu sebesar 41 kg per kapita per tahun.

"Sebetulnya target kita tinggi kalau di 2019 55 kg per kapita per tahun, sekarang 41 kg per kapita per tahun," tutup Rifky (mkj/mkj).

Dengan hadirnya kelompok Budidaya Ikan di Desa Karangsari bisa meningkatkan akan konsumsi ikan, maka pemerintah harus bisa berperan untuk hal itu.
Bagi siapapun yang ingin membeli ikan mas dan nila silahkan datang langsung ke alamat kami di kp. bojonghaur Rt 01 Rw 03 Desa Karangsari kecamatan cipongkor kabupaten Bandung Barat bisa juga di google map di search saya Budidaya Ikan Air Deras Tirta Sari atau di no Tlpn 085794952328
Anggota Kelompok Tirta Sari sedang memberi pakan ikan
Saung kelompok Tirta Sari




Komentar